Written by JUBY |
Wednesday, 30 June 2010 22:22 |
JUBI --- Lembaga Studi Advokasi Hak Asasi Manusia (ELSHAM) Papua menyebut, bisnis TNI di Papua masih saja terjadi. Aktivis ELSHAM, Ferry Marisan mengatakan, bisnis TNI di Papua dapat ditemukan misalnya pada usaha kehutanan dengan melindungi dan memasok kayu yang diambil dari hutan. Bisnis ini dapat ditemukan di Kampung Yeti, Arso, Kabupaten Keerom, Papua. “Pengelola bisnis itu TNI tapi disamarkan dengan usaha yang sepertinya legal. Nama perusahaannya CV Sumber Kayu Utama,” kata Marisan, Rabu (30/6). Selain di Yeti, kata dia, di wilayah Nimbonto, Jayapura, ditemukan pula bisnis TNI yang mengambil kayu dari hutan Papua. Sejumlah perusahaan ini bernaung di bawah badan resmi milik TNI. “TNI selalu saja alasannya untuk menjaga keamanan disana, tapi ironisnya mereka juga memiliki usaha perkayuan,” ujarnya. Sebelumnya, pengalihan bisnis TNI menjadi program 100 hari pemerintah di samping dua program lainnya yaitu pemberian tunjangan khusus kepada personil TNI di pulau-pulau terluar dan perbatasan, serta reformasi birokrasi di TNI. Pemerintah menyebutkan, nilai aset bisnis TNI mencapai sekitar Rp3,3 triliun hingga akhir 2009. Paling besar berkaitan dengan koperasi dan yayasan yang menyangkut kesejahteraan prajurit. (Marlina Tobing) |
0 komentar to "LSM Papua: Bisnis TNI di Papua Masih Terjadi"