Mengurus Sepakbola dengan Hati Bukan Uang |
Minggu, 01 Agustus 2010 16:06 |
Bincang- Bincang dengan Walikota Jayapura MR Kambu Ketika Pensiun dari Dunia Sepakbola (Bagian 1-)Mengurus Sepakbola dengan Hati Bukan UangTak lama lagi Walikota Jayapura Drs MR Kambu akan melepaskan jabatannya yang diembannya selama 10 tahun terakhir. Seiring dengan itu iapun akan mengestafetkan jabatannya sebagai Ketua Umum Persipura kepada generasi baru. Bagaimana rencananya setelah pensiun dari dunia sepakbola?LAPORAN MAKAWARU DA CUNHA DARI SOLO WALIKOTA Jayapura Drs MR Kambu MM tak dapat dipisahkan dari Persipura. Kambu adalah Persipura dan Persipura adalah Kambu. Ia adalah Ketua Umum Persipura Jayapura selama satu dekade ini. Jatuh bangunnya skuad kebanggaan masyarakat Papua ini tak terlepas dari buah tangannya lelaki yang tekun berdoa ini. Namun demikian, tak sedikit orang yang bertanya bagaimana nasib Persipura setelah dirinya pensiun. Pertanyaan ini pantas diabungkan karena menurut Kambu beberapa tim elit macam Persija Jakarta. Persik Kediri, Arema Malang maupun Persib Bandung dan lain lain justru prestasinya melorot akibat estafet kepemimpinan di masing masing wilayah. Pasalnya, sepakbola bayaran nasional masih mengharapkan dana dari pemerintah daerah setempat. Suka atau tak suka, peranan Bupati mapun Walikota tetap dibutuhkan. Apakah prestasi skuad Persipura juga akan melorot atau justru meningkat seiring kepergiannya dari panggung sepakbola? Ia secara gamplang menyatakan, kalau pensiun maka ia akan istirahat total serta berdoa untuk memuji kepada Tuhan untuk senantiasa menjadikan tanah Port Numbay menjadi tanah yang diberkati serta bersama sama membina persaudaaraan diantara sesama warga kota. “Hidup ini harus memberikan buah bagi segala hal termasuk didalam mengurus sepakbola,” tukasnya. “Mengurus sepakbola bukan dengan uang, tapi mesti dengan hati. Lihat saja tim tim elit justru pfrestasinya melorot justru disaat mereka memiliki banyak uang ,” ujarnya saat bersama Bintang Papua transit di Bandara Hasanudin Makassar, Selasa (26/7). Ia menyampaikan syukur setinggi tingginya atas segala prestasi yang telah atau akan telah ditorehkan Persipura. Ia mengatakan setiap generasi berbeda dalam cara pandang maupun pelayanan. Untuk itu, jangan pernah bandingkan mengurus sepakbola masa lalu dan sekarang serba berbeda, baik dari segi kewenangan maupun Sumber Daya Manusia (SDM) dan lain lain. “Setiap generasi mempunyai masanya tersendiri. Kita tak bisa mengatakan generasi kini lebih baik dari generasi terdahulu karnena setiap generasi mempunyai peluang dan tantanganya masing masing,” tandasnya. Kerena itu, lanjutnya, ia mengharapkan Persipura mendatang menjadi lebih baik lagi ditangan penerusnya masa datang. “Kalau sekarang juara nasional kedepan harus juara Asia. Selanjutnya generasi berikutnya harus tampil di level lebih tinggi lagi dari apa yang pernah direngkuhnya,” ujarnya. Kambu mengaku selama menjadi Ketua Umum Persipura ia mengadapi cukup banyak persoalan yang sangat kompleks. Ia tak hanya mengurus pemain tapi juga mengurus keluarga pemain. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebersamaan agar pemain dapat menunaikan tugas dan tanggungjawab yang diembannya. “Apabila seorang pemain mendapat masalah dalam keluarga maupun rumah tangganya maka akan berdampak kepada keseluruhan tim ketika ia turun ke lapangan,” kata pengidola La Furia Roja ini. Ketika menghadapi pemain, ujarnya, ia mesti tampil penuh kebapaan. Syukur walaupun mendapat tantangan yang besar ketika mengurus pemain, tapi ia tetap tersenyum. Apalagi pemain bola itu sensitif. “ Ada kalanya seorang pemain ketika diberlakukan keras, maka mentalnya cepat terpuruk. Tapi ada pula pemain yang harus diberlakukan keras baru mampu tampil bagus di lapangan,” tukasnya. Pada edisi Senin (2/8) akan dikisahkan prestasi Persipura ketika dibidani Kambu. |
0 komentar to "Mengurus Sepakbola dengan Hati Bukan Uang"