Wednesday, 01 September 2010 21:56
Kepala Bidang Pemetaan Bahasa Daerah, Balai Bahasa Propinsi Papua, Anton Maturbongs mengatakan, di Kaimana penutur asli yang berbahasa Mere tinggal seorang nenek berusia 80 tahun.
”Nenek ini penutur pasif karena tidak ada yang tahu bahasa Mere, andai kata nenek ini meninggal berarti bahasa Mere akan punah, karena generasi di bawah nenek tidak ada yang bisa berbahasa tersebut,” ujarnya di Jayapura, kemarin.
Menurut data Balai Bahasa Propinsi Papua, di Papua dan Papua Barat terdapat 270 bahasa daerah. 16 kabupaten yang memiliki bahasa asli terancam punah. 5 besar diantaranya yakni Kabupaten Waropen, Fak-Fak Bahasa Karas, Teluk Wondama, Kota Jayapura, meliputi wilayah Kayu pulau dan Tobati.
Hasil penelitian tim balai bahasa menyebutkan, sebab-sebab kepunahan bahasa-bahasa tersebut, antara lain, karena adanya transformasi sosial budaya dengan pengaruh utama transmigrasi, kawin campur, ketidaksetiaan penutur, jumlah penutur minoritas, hilangnya vitalitas bahasa, dan perubahan komposisi penduduk. (Marten Ruma)
http://www.tabloidjubi.com/index.php/daily-news/headlines/8843-bahasa-mere-di-kaimana-punah
0 komentar to "Bahasa Mere di Kaimana Punah"